Banda Aceh – Ratusan siswa SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh tampak antusias mengikuti kegiatan RuKI Mengajar yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Hukum Aceh, Rabu (12/11/2025).
Program ini jadi ajang seru bagi pelajar untuk belajar langsung soal pentingnya perlindungan kekayaan intelektual (KI) dari para Guru KI.
Dalam kegiatan itu, RuKI Kemenkum Aceh menjelaskan berbagai bentuk kekayaan intelektual seperti hak cipta, merek, paten, dan desain industri. Tak cuma teori, para siswa juga diajak ikut kuis dan simulasi sederhana soal pendaftaran KI secara daring.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkum Aceh, Meurah Budiman, mengatakan RuKI Mengajar merupakan bagian dari komitmen Kemenkum Aceh untuk memperkenalkan konsep kekayaan intelektual sejak dini.
“Kami ingin anak muda Aceh sadar bahwa karya mereka punya nilai dan harus dilindungi. Kesadaran seperti ini penting agar generasi muda tidak hanya jadi penonton, tapi juga pencipta inovasi,” ujarnya.
Meurah menambahkan, sekolah menjadi ruang strategis untuk menanamkan pemahaman hukum dengan cara yang menyenangkan.
“Ketika anak sekolah sudah paham tentang kekayaan intelektual, maka ekosistem kreatif di Aceh bisa tumbuh lebih cepat,” jelasnya.
Salah satu siswa, Agam, mengaku senang bisa ikut langsung dalam kegiatan tersebut.
“Biasanya cuma dengar hak cipta di buku pelajaran, tapi di sini dijelasin pakai contoh yang dekat dengan kehidupan kami. Jadi lebih nyantol di kepala,” kata Agam sambil tersenyum.
Suasana RuKI Mengajar sendiri berlangsung santai tapi penuh semangat. Para siswa berebut menjawab pertanyaan, sementara narasumber aktif memancing diskusi soal ide dan karya yang bisa dilindungi hukum.
Kemenkum Aceh berharap kegiatan seperti ini bisa digelar rutin di sekolah-sekolah lain.
“Kreativitas anak muda Aceh luar biasa. Tugas kami memastikan ide-ide itu terlindungi agar bisa jadi kebanggaan daerah dan sumber ekonomi baru,” tutup Meurah Budiman.
Pintoe Aceh 
